Paus Santo Lusius I

Paus Santo Lusius I

Paus Santo Lusius I


Paus Santo Lusius I adalah paus kita yang ke-22. Ia terpilih menjadi paus pada tanggal 25 Juni 253 menggantikan Paus Santo Cornelius yang meninggal dunia di pengasingan. Kisah hidupnya sebelum ia terpilih menjadi paus tidak banyak diketahui. Menurut "Liber Pontificalis", Paus Lusius adalah seorang Romawi yang lahir di kota Roma dan ayahnya bernama Porphyrius.

Pada masa penganiayaan umat kristiani di bawah Kaisar Gallus, seperti juga paus santo Cornelius, paus Lucius I ditangkap dan dikirim ke pengasingan dan. Ia baru kembali ke Roma setelah Gallus meninggal dunia. Tentang pengasingan dan kembalinya paus Lusius ke Roma "Liber Pontificalis" mencatat : "Hic exul fuit et postea nutu Dei incolumis ad ecclesiam reversus est." (ia dasingkan dan kembali tanpa cidera pada Gereja Tuhan).

Setelah berada di Roma, ia menerima sepucuk surat dari Santo Siprianus, Uskup Kartago. Santo Saprianus mengucapkan selamat dan memuji keberanian Paus Lusius dalam menghadapi pengasingan dan penganiayaan umat. Santo Siprianus menulis :

Saudaraku yang terkasih, baru saja beberapa waktu yang lalu kami mengirimkan ucapan selamat kepadamu, ketika Tuhan telah memilihmu untuk memimpin Gereja-Nya dan memberikanmu kemuliaan sebagai seorang Saksi dan Uskup. 

Kini sekali lagi kami, para sahabat dan seluruh jemaat, mengucapkan selamat kepadamu, karena oleh perlindunganNYA, Tuhan kita yang perkasa telah memimpinmu kembali. Dengan segala pujian dan kemuliaan bagi-Nya, kini kawanan domba dapat kembali memiliki gembalanya, kapal kembali memiliki jurumudi, jemaat kembali memiliki pemimpin yang akan memerintah mereka, dan demi menunjukkan kepada dunia akan kehendak Tuhan; bahwa DIA yang telah mengizinkan pembuanganmu, bukan sebagai uskup yang terusir dari Gereja-NYA, melainkan agar anda dapat kembali ke Gereja dengan segala kemuliaan dan kewenangan yang lebih besar

Bersama Saprianus, Lusius menggalakkan karya kariatif untuk orang-orang Kristen yang dipenjarakan. Bagi orang-orang ini, Paus Lusius menetapkan bahwa setelah menerima pengampunan, mereka harus diberkati dan diperbaharui keanggotaannya dalam gereja.

Pada masa kepemimpinannya, paus Lusius ditentang oleh Novatianus, seorang imam dari kota Roma yang sebelumnya selama masa kepemimpinan Paus Cornelius telah mengangkat dirinya sebagai Paus tandingan. Novatianus menolak memberikan pengampunan kepada orang-orang Kristen yang mutrad selama masa penganiayaan. Oleh Lusius, pandangan Novatianus dianggap suatu bidaah.

Paus Lusius I tutup usia pada tanggal 5 Maret 254 dan dimakamkan di pekuburan para Paus di katakombe Santo Kalikstus, di jalan Appia. Pada tahun 821 relikwinya dipindahkan ke Gereja Santa Cecilia di Trastevere, Roma. 

Paus yang kudus ini telah secara keliru tercatat sebagai seorang martir dan pestanya dirayakan pada setiap tanggal 4 Maret. Pada tahun 1969, melalui “Mysterii Paschalis”,  Paus Paulus VI menghapus gelar martir dan memindahkan hari pestanya untuk dirayakan pada setiap tanggal 5 Maret, sesuai hari kematiannya.

Sumber Katakombe.Org

Demikianlah Paus Santo Lusius I, semoga bermanfaat.

Baca Juga Injil, Renungan dan Santo Santa THEKATOLIK.COM Lainnya di Google News

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url